LATAR BELAKANG
Stunting merupakan salah satu masalah gizi global, terutama di negara-negara berkembang termasuk di Indonesia. WHO (2001) melaporkan bahwa prevalensi stunting global anak balita sekitar 33% di negara-negara berkembang, namun sangat bervariasi diantara mereka. Kemenkes RI (2008) dan Kemenkes RI (2010) melaporkan berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Nasional (Riskesdas), prevalensinya berturut-turut 36.8% dan 35.6%. Kemenkes RI (2017) melaporkan berdasarkan hasil Pemantauan Status Gizi diketahui bahwa prevalensinya 29,6%. Soekirman (2012) mengungkapkan bahwa dengan jumlah tersebut Indonesia menurut WHO tercatat menduduki peringkat ke-5 terbanyak stunting di dunia (keadaan ini hanya lebih baik dari India, Tiongkok, Nigeria dan Pakistan).
Stunting berkaitan dengan IQ yang lebih rendah pada anak-anak pra-sekolah dan anak-anak usia sekolah (Alive & Thrive 2010). Walker (1991) menyimpulkan pula bahwa stunting pada usia 3 tahun dapat memperpanjang masa studi di sekolah dasar (1.6 tahun pada laki-laki & 1.3 tahun pada perempuan) dibanding anak tidak stunting.Mengetahui gangguan pertumbuhan linier sejak dini akan memperbesar peluang untuk dapat melakukan perbaikan sehingga anak dapat mencapai pertumbuhan yang normal.